/ Program Padat Karya Kementerian PU Tahun 2025 Telah Serap 138.314 Tenaga Kerja, Progres Fisiknya Mencapai 67,79%
Untuk Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) itu Kementerian PU telah menetapkan anggaran sebesar Rp2,7 triliun, dan ditargetkan mampu menyerap lebih dari 185.189 tenaga kerja melalui pembangunan infrastruktur berskala kecil, dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai pekerja.
Berdasarkan data e-Monitoring Kementerian PU per 3 November 2025, realisasi program padat karya telah menunjukkan progres signifikan. Penyerapan keuangan tercatat mencapai 58,05% dari total anggaran, atau setara dengan Rp1.611 miliar, dengan progres fisik mencapai 67,79%.
Capaian program ini telah memberikan manfaat langsung bagi tenaga kerja sebanyak 138.314 orang, atau setara dengan 4.047.804 Hari Orang Kerja (HOK).
Menteri PU, Dody Hanggodo, mengatakan bahwa program padat karya merupakan strategi pembangunan yang tidak hanya menghasilkan output fisik, tetapi juga memberikan dampak langsung terhadap ekonomi lokal dan penciptaan lapangan kerja.
"Program ini adalah instrumen yang penting untuk memastikan manfaat pembangunan dapat dirasakan secara merata di seluruh lapisan masyarakat," kata Menteri Dody.
Realisasi padat karya TA 2025 disalurkan melalui unit-unit teknis di lingkungan Kementerian PU, dengan rincian sebagai berikut:
1. Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air, melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di 9.597 lokasi. Kegiatan ini difokuskan pada pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier. Progres fisik per 3 November telah mencapai 79,04% dengan serapan tenaga kerja 115.319 orang.
2. Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, melalui seluruh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN). Anggaran TA 2025 sebesar Rp1,3 triliun tersebar di 1.074 lokasi untuk pekerjaan-pekerjaan infrastruktur berskala kecil seperti: pekerjaan pemeliharaan jalan dan jembatan. Realisasi fisik telah mencapai 80,9% dan menyerap 48.651 tenaga kerja.
3. Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya, melalui berbagai program infrastruktur permukiman, berupa:
o Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di 302 lokasi (progres 67,99%; serapan 3.081 tenaga kerja).
o Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di 841 lokasi (progres 47,70%; serapan 13.240 tenaga kerja).
o Sanitasi Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK) di 107 lokasi (progres 18,63%; serapan 404 tenaga kerja).
o Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) di 676 lokasi (progres 30,71%; serapan 5.964 tenaga kerja).
o Pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di 31 lokasi (progres 49,96%; serapan 306 tenaga kerja).
o Penanganan Kemiskinan Ekstrem (PKE) di 10 lokasi (progres 12,08%).
Secara strategis, komponen padat karya di Ditjen SDA, Ditjen Bina Marga, dan Ditjen Cipta Karya selaras dengan visi PU 608, terutama dalam mendukung Pengentasan Kemiskinan (menuju 0%) dan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi (8% per tahun).
Melalui pelibatan langsung masyarakat dalam pembangunan, program ini diharapkan dapat membuka akses pekerjaan, memberikan pendapatan harian, serta memperbaiki kualitas infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, air bersih, sanitasi, dan infrastruktur sosial ekonomi lainnya di daerah.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak - Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak