Australia
Raise It With Press Release
SoftwareE-commerceFood / SweetsSchool / UniversityReal Estate / Architecture / Construction
Get Guaranteed Publications in minimum 20 Media Outlets for Just AU$50
Try it >>
press release

/ Film "Nia" kisah dari desa kecil di Sumatera, menggugah nurani seluruh Negeri.

Film "Nia" kisah dari desa kecil di Sumatera, menggugah nurani seluruh Negeri.

7Aksara Komunika
preview

Jakarta;  Suasana haru dan kehangatan memenuhi Epicentrum XXI Jakarta pada Gala Premier film “Nia Kurnia Sari”, Senin malam, 24 November 2025. Film yang diangkat dari kisah tragis nyata di Kabupaten Padang Pariaman ini resmi diputar perdana, disambut antusias oleh jajaran pemain, tim produksi, tokoh perfilman nasional, serta ratusan tamu undangan.

Diproduksi oleh  PH 786 Production bekerja sama dengan PT. Smaradana Pro, film ini semakin memikat perhatian publik karena keberanian mengangkat realitas pedesaan di daerah Padang Pariaman. Dengan sentuhan emosional yang kuat, film hasil garapan Aditya Gumay dan Ronny Mepet ini berhasil menampilkan tragedi yang tidak hanya menyayat, tetapi juga membuka ruang refleksi tentang kemanusiaan.

Film ini mengangkat kehidupan Nia Kurnia Sari (diperankan oleh Syakira Humaira), seorang remaja 18 tahun yang menjual gorengan untuk menghidupi ibunya, Eli (Helsi Herlinda), yang mengidap penyakit tiroid, serta dua saudara tirinya.

Dalam kesederhanaan dan ketaatannya, Nia selalu menjadi sosok yang ceria dan pekerja keras. Namun takdir pahit menimpanya ketika ia menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh Andri (Qya Ditra), seorang pengangguran dan pecandu Narkoba. Pencarian intensif selama tiga hari melibatkan warga, polisi, dan sosok Makwo yang diperankan begitu kuat oleh Neno Warisman.

Keberadaan Neno Warisman sebagai Makwo menjadi salah satu kekuatan emosional film ini. Dengan ekspresi keibuan dan energi spiritualnya, Neno menghadirkan karakter yang menjadi pelita di tengah kegelapan tragedi. Ia menggambarkan sosok Makwo sebagai penggerak harapan, pemimpin pencarian, sekaligus suara nurani masyarakat.

Kehadiran Neno membuat film ini semakin hidup dan bermakna bagi penonton.

Tidak hanya akting yang menyentuh, film “Nia Kurnia Sari” juga diperkuat oleh musik yang digarap oleh Adam S. Permana, yang selalu bermitra dengan Smaradana pro dalam setiap produksi film garapan Aditya Gumay. Komposer ini dikenal mampu menyatukan keindahan musik dengan kedalaman emosi. Melalui sentuhan musiknya, Adam menghadirkan atmosfer pedesaan yang otentik, kepedihan keluarga, hingga harapan yang bersinar melalui setiap adegan menjadikan pengalaman menonton semakin menghanyutkan.

sumber foto:istimewa
sumber foto:istimewa

Film Nia akan resmi tayang serentak pada  4 Desember 2025, di bioskop seluruh Indonesia.

Film ini lolos dengan kategori 13+ dari LSF, film ini menyajikan edukasi tentang kerentanan perempuan, tekanan sosial-ekonomi, dan pentingnya solidaritas antarwarga.

Tantangan Para Pemain dalam Menghidupkan Kisah Nyata Para pemain kompak menegaskan bahwa mengangkat kisah nyata bukan pekerjaan ringan. Pendalaman karakter menjadi peran kunci keberhasilan film ini.

Syakira Humaira, pemeran utama sebagai Nia, mengaku harus menjalani pendalaman intens:

Saya belajar langsung ke warga Minang—bahasa, gestur, cara kerja, sampai interaksi sehari-hari. Tantangannya besar karena ini tokoh nyata dan kisahnya sangat menyentuh,” ungkapnya.

Qya Ditra, pemeran Andri, menyebut peran antagonis ini sebagai yang paling berat dalam kariernya:

“Saya harus memahami pola pikir pecandu dan pelaku tindakan negatif. Itu sangat menguras emosi.”

Helsi Herlinda, pemeran ibu Nia, mengaku proses syuting berlangsung sangat emosional:

Selama syuting saya memilih tidak bicara dengan Ditra. Saya harus benar-benar membenci karakternya untuk mendalami peran seorang ibu yang kehilangan anak.”

Aktor senior Zainal Chaniago bahkan menyebut film ini sebagai karya paling membekas dalam 35 tahun perjalanan kariernya—menandakan betapa kuatnya dampak emosional film ini bagi seluruh pemain.

Tim produksi berharap film ini dapat menjadi cermin sosial bagi masyarakat Indonesia.

Film ini tidak sekadar menggambarkan tragedi; ia menyoroti kerentanan perempuan, tekanan ekonomi, keterbatasan aparat di daerah, hingga pentingnya solidaritas warga.

Pesan yang ingin disampaikan jelas: Perlindungan terhadap perempuan bukan hanya tugas negara, tetapi tanggung jawab bersama.(Red)

Contact
Smaradana-Pro

Categories
Magazines / Books / PublicationsFilm / Drama

7Aksara Komunika
URL
Weekly Release Ranking
Nov 13, 2025 2025
Singapore’s Kimming Yap Named in Campaign Asia’s 40 Under 40 for 2025
Creativeans
VRITIMES Video
vricrew bannervritimes na euvritimes jpFree consultationPR College