/ Kementerian PU Telah Bangun 53 Bendungan Beri Manfaat Layanan di 67 Daerah Irigasi
Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan pentingnya integrasi antara bendungan dan jaringan irigasi yang terhubung. Menurutnya, suplai air yang berkelanjutan adalah kunci utama untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
“Pembangunan bendungan harus dibarengi pembangunan saluran konektivitas dan rehabilitasi jaringan irigasi. Dengan suplai irigasi yang terus berkelanjutan, harapannya air bisa mengalir ke sawah-sawah sehingga produktivitas petani juga meningkat, petani semakin sejahtera," ungkap Menteri Dody.
Diungkapkan pula, Kementerian PU saat ini juga tengah fokus menyelesaikan 15 bendungan lainnya yang sedang dalam tahap konstruksi (ongoing) dan ditargetkan tuntas sebelum tahun 2029. Proyek ini diproyeksikan akan memberikan layanan irigasi bagi lahan seluas 184.515 hektare. Dengan adanya pasokan air dari 15 bendungan ini, luas tanam diperkirakan akan meningkat signifikan dari semula 277.775 hektare menjadi 483.163 hektare. Dampak positif lainnya adalah peningkatan produktivitas panen dari 1.403.300 ton per hektare menjadi 2.343.289 ton per hektare.
Selain itu, keberlanjutan pasokan air ini akan mengubah pola tanam petani yang sebelumnya bergantung pada tadah hujan. Indeks Pertanaman (IP) diperkirakan akan naik dari 150% menjadi 262%, yang memungkinkan petani untuk panen dua hingga tiga kali dalam setahun, dari yang sebelumnya hanya sekali setahun.
Program pembangunan bendungan hingga jaringan irigasinya merupakan kelanjutan dari komitmen pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan, yang juga menjadi bagian dari program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Sebagai catatan, sejak tahun 1902 hingga 2014, telah dibangun sebanyak 187 bendungan. Kemudian, pada periode 2015–2024, pemerintah telah berhasil menyelesaikan 53 bendungan baru.
Ke-53 bendungan yang telah tuntas tersebut kini memberikan manfaat layanan irigasi yang tersebar di 67 Daerah Irigasi (DI). Dari jumlah tersebut, 7 Daerah Irigasi mendapatkan pasokan air melalui saluran baru yang dibangun dari outlet bendungan, seperti di DI Baro Raya, DI Tugu Sistem, DI Tukul, DI Budong-Budong, DI Way Apu Sistem, DI Pidekso, dan DI Rababaka Kompleks (DI Tanju-DI Rababaka).
Sementara itu, 60 Daerah Irigasi lainnya mendapatkan manfaat melalui program pembangunan, rehabilitasi, atau peningkatan sistem irigasi yang sudah ada. Beberapa di antaranya adalah DI Krueng Pase di Aceh, DI Bandar Sidoras di Sumatera Utara, DI Komering di Sumatera Selatan, DI Rentang di Jawa Barat, DI Gondang di Jawa Tengah, DI Bendo di Jawa Timur, DI Lolak Atas di Sulawesi Utara, DI Gilireng di Sulawesi Selatan, dan DI Rotiklot di Nusa Tenggara Timur.
Secara keseluruhan, 53 bendungan yang telah selesai dibangun ditargetkan mampu menyuplai air irigasi untuk lahan pertanian seluas 310.170 hektare. Inisiatif ini diperkirakan akan meningkatkan total luas tanam dari 502.403 hektare menjadi 798.263 hektare, serta mendongkrak total produktivitas pertanian dari 3.122.418 ton per tahun menjadi 4.789.582 ton per tahun.
Melalui penyelesaian pembangunan bendungan yang terintegrasi di berbagai wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) optimistis dapat membantu petani lepas dari ketergantungan pada tadah hujan, sekaligus memperkuat ketahanan air dan pangan secara nasional.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak - Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak