/ Kementerian PU Terus Pulihkan Infrastruktur Rusak Akibat Bencana, Progres Tertinggi Sumatera Utara 78,69%
Berdasarkan data terkini per 9 Desember 2025 pukul 20.00 WIB, Kementerian PU mencatat sebanyak 72 ruas jalan nasional dan 30 jembatan nasional mengalami kerusakan. Upaya tanggap darurat yang dilakukan tanpa henti telah menghasilkan progres perbaikan yang signifikan. Progres penanganan di Provinsi Sumatera Utara mencapai 78,69%, Sumatera Barat 76,14%, dan Provinsi Aceh mencapai 51,14%.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa pemulihan konektivitas menjadi prioritas utama pemerintah untuk menjamin kelancaran logistik dan keselamatan warga.
“Akses jalan dan jembatan adalah kunci utama pergerakan logistik, pelayanan darurat, dan pemulihan ekonomi masyarakat. Karena itu, kami bekerja tanpa jeda sejak awal untuk memastikan keterisolasian wilayah bisa ditangani secepat mungkin. Keselamatan masyarakat dan kelancaran mobilitas menjadi prioritas kami,” ujar Menteri Dody.
Di Provinsi Aceh, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh mengerahkan alat berat sebanyak 60 excavator, 1 loader, 2 backhoe loader, 14 wheel loader, 8 grader, 6 baby tank, 11 bulldozer, 7 vibro, 50 dump truck serta bantuan darurat dan logistik termasuk 200 geobag.
Beberapa perbaikan yang telah dilakukan antara lain pada Jembatan Krueng Meureudu di ruas Meureudu–Batas Pidie Jaya/Bireuen, Jembatan Krueng Tingkeum di Kota Bireuen–Batas Aceh Utara, serta Jembatan Teupin Mane di ruas Bireuen–Bener Meriah.
Kementerian PU juga memasang Jembatan Bailey pada jalur Bireuen–Aceh Tengah sebagai jembatan sementara pengganti Jembatan Jamur Ujung, Weihni Lampahan, Timang Gajah, Weihni Rongka, Enang-Enang, dan Alue Kulus. Ditargetkan pemasangan Jembatan Bailey ini selesai bertahap hingga akhir Desember 2025.
Kementerian PU melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, Ditjen Bina Marga juga telah menyelesaikan penanganan sejumlah ruas strategis yang sebelumnya terputus, antara lain ruas Banda Aceh–Meureudu yang kini kembali terhubung.
Ruas Batas Kota Lhokseumawe–Kota Langsa juga sudah dapat dilalui, dengan pembersihan sedimen yang terus dilakukan di lapangan. Sementara itu, ruas Kota Langsa–Kota Kuala Simpang telah tertangani dari endapan material banjir.
Ruas Kota Kuala Simpang–Batas Provinsi Sumatera Utara juga sudah dapat dilalui oleh seluruh jenis kendaraan. Kemudian ruas Kota Kutacane–Batas Provinsi Sumatera Utara kini juga telah kembali dapat dilalui.
Perbaikan di Sumatera Utara
Di Sumatera Utara, ada 12 ruas jalan dan 4 jembatan nasional terdampak bencana. Kementerian PU telah berhasil membuka kembali koridor utama yang sempat terputus, di antaranya Tarutung–Sibolga, Tarutung–Sipirok, Sibolga–Batangtoru, dan Batangtoru–Singkuang. Pada seluruh koridor tersebut telah dilakukan pembersihan material longsor, penimbunan badan jalan, dan rekayasa lalu lintas dari dua arah.
Kementerian PU juga membuka akses jalan sementara melalui jalur alternatif seperti Sidikalang–Barus–Sibolga, serta ruas jalan provinsi Siborongborong–Pangaribuan–Sipirok, agar mobilitas masyarakat tetap terjaga selama proses pemulihan berlangsung.
Ruas jalan utama yang juga telah kembali dapat dilalui lainnya adalah koridor Sidikalang–Singkil–Barus–Sorkam–Sibolga, Padangsidimpuan–Panyabungan–Batas Sumbar, dan Padangsidimpuan–Batangtoru.
Selain itu, koridor pesisir Singkuang–Natal–Simpang Gambir–Batas Sumbar juga tertangani. Ruas Lintas Barat, Lintas Tengah, dan Lintas Timur Sumatera, termasuk Jalan Tol Medan–Pangkalan Brandan, Medan–Sinaksak, dan Tebing Tinggi–Kisaran, juga sudah mulai pulih.
Selain membuka akses, BPJN Sumatera Utara juga melakukan penanganan longsor besar di Angin Nauli, Kota Sibolga, serta pembersihan material pada Jalur Sibolga–Garoga untuk memastikan keselamatan pengguna jalan.
Total sebanyak 40 titik ruas dan jembatan terdampak di Sumatera Utara telah tertangani. Sebanyak 72 excavator, 19 loader, 14 backhoe loader, grader, vibro, bulldozer, chainsaw, trado, dan sejumlah dump truck dikerahkan. Sebanyak 2.000 agregat dan 770 geobag juga disalurkan untuk mempercepat stabilisasi jalan dan perlindungan lereng.
Pemulihan Jalur Logistik Sumatera Barat
Di Sumatera Barat, Kementerian PU mencatat kerusakan infrastruktur terjadi pada 30 ruas jalan nasional dan 12 jembatan nasional. Pemulihan difokuskan pada ruas jalan nasional yang menghubungkan Padang–Bukittinggi di kawasan Lembah Anai, tepatnya di KM 63+500. Selain itu, teridentifikasi juga 12 titik longsor lain yang menggerus bahu jalan dan satu lajur sehingga penanganan harus dilakukan secara bertahap.
Saat ini, sejumlah jalan utama antarkota/kabupaten di Sumatera Barat telah berhasil dibuka, di antaranya:
· Padang–Pariaman–Lubuk Basung–Pasaman Barat–Batas Sumut,
· Padang Panjang–Bukittinggi–Lubuk Sikaping–Batas Sumut,
· Bukittinggi–Payakumbuh–Batas Riau,
· Ruas pesisir dan lintas provinsi Padang–Painan–Indrapura–Batas Bengkulu.
Selanjutnya, jaringan jalan lintas selatan seperti Padang–Solok–Sawahlunto–Dharmasraya–Batas Jambi dan Padang–Lubuk Selasih–Surian–Padang Aro–Batas Jambi juga dapat dilalui.
Pemulihan sejumlah ruas jalan dan jembatan di Sumatera Barat melibatkan sejumlah alat berat dan logistik yang terdiri dari 41 excavator, 34 dump truck, 19 backhoe loader, 8 wheel loader, dan 2 crane. Sebanyak 630 bronjong kawat juga digunakan untuk menjaga kestabilan lereng serta mencegah longsor berulang.
Total hingga 9 Desember 2025, tercatat sebanyak 310 personel telah diterjunkan untuk mendukung penanganan bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sementara alat berat yang telah dimobilisasi sebanyak 395 unit alat berat, 313 unit alat pendukung, serta 3.600 unit bahan darurat seperti geobag, bronjong kawat, dan agregat.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak - Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak