/ Dukung Visi Presiden Prabowo di PBB, Kementerian PU Membangun Infrastruktur Juga Sebagai Bagian dari Perisai Bangsa
Dalam forum internasional itu, Presiden Prabowo menggarisbawahi bahwa Indonesia memilih untuk tidak hanya diam di tengah tantangan global. Di saat dunia menghadapi pertumbuhan populasi serta tekanan hebat pada sektor pangan, energi, dan air, Indonesia justru mengambil langkah nyata di dalam negeri seraya berkomitmen membantu negara-negara lain.
Presiden Prabowo menegaskan tekad Indonesia untuk menjaga ketahanan pangan bagi generasi mendatang, sekaligus mewujudkan visi besar menjadi lumbung pangan dunia dalam beberapa tahun ke depan. Cita-cita ini akan dicapai melalui serangkaian strategi, seperti membangun rantai pasok pangan yang tangguh, memperkuat produktivitas para petani, dan berinvestasi secara masif dalam pertanian cerdas iklim.
“Pidato Presiden Prabowo di hadapan para pemimpin dunia adalah pidato yang luar biasa, penuh visi, dan memberi kebanggaan bagi kita semua sebagai bangsa Indonesia. Pidato tersebut menunjukkan Presiden Prabowo berpikir jauh ke depan dalam menghadapi tantangan global,” kata Menteri Dody.
Menurut Menteri Dody, konsep perdamaian yang diusung oleh Presiden Prabowo memiliki korelasi kuat dengan pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum yang berfungsi sebagai resiliensi atau daya tahan bangsa. Ia menekankan bahwa pembangunan infrastruktur, khususnya di sektor vital seperti pangan, energi, dan air (Food–Energy–Water), serta mitigasi dampak perubahan iklim, harus dipandang sebagai sebuah bentuk pertahanan sipil atau non-military defense.
“Bendungan, irigasi, sistem penyediaan air minum, pengendalian banjir, hingga energi terbarukan seperti hydropower dan floating solar adalah bukti nyata. Infrastruktur bukan sekadar fisik, tetapi perisai (benteng) ketahanan bangsa dalam menghadapi tantangan global,” ujar Menteri Dody.
Pandangan ini didasari oleh realitas bahwa tantangan global seperti perubahan iklim dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah telah memberikan dampak nyata pada stabilitas pangan, energi, dan air di Indonesia. Oleh karena itu, Menteri Dody menegaskan bahwa kemandirian pada tiga sektor strategis tersebut harus menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional.
“Sekali lagi, infrastruktur adalah perisai bangsa. Bendungan dan irigasi mendukung ketahanan pangan. SPAM dan sistem pengendalian banjir memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi. Jalan dan jembatan menopang konektivitas dan distribusi logistik. Semua itu menjadi bagian dari ketahanan nasional di tengah dinamika global,” ungkap Menteri Dody.
Menteri Dody menggambarkan resiliensi sebagai sebuah seni untuk bertahan sekaligus bertumbuh di tengah tantangan.
"Resiliensi itu bisa kita lihat ketika sawah tetap hijau di musim kemarau karena bendungan hadir di belakangnya, ketika masyarakat yang dilanda banjir tetap bisa tersenyum karena tanggul baru melindungi rumah mereka. Atau ketika petani tetap bisa panen karena jaringan irigasi mengalirkan air dari bendungan," tutur Menteri Dody.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Menteri Dody menegaskan komitmen penuh kementeriannya untuk menerjemahkan arahan Presiden menjadi kerja nyata di lapangan. Konkretnya, Kementerian PU telah menetapkan target pada Tahun Anggaran 2025. Rinciannya antara lain: kementerian akan membangun 16 bendungan baru, 20,52 kilometer jalan tol, dan 45.000 hektare jaringan irigasi baru. Selain itu, ada pula program rehabilitasi jaringan irigasi seluas 10.000 hektare guna memperkuat rantai pasok pangan, mendukung swasembada, dan memastikan para petani memperoleh suplai air yang berkelanjutan.
Semua target Kementerian PU itu terangkum dalam program strategis PU608, yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik tetapi juga mendorong efisiensi investasi, pengentasan kemiskinan, serta pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029. Program juga dirancang untuk memperkokoh resiliensi Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi global, dan krisis geopolitik.
“Kementerian PU siap mendukung penuh arahan Presiden Prabowo. Perdamaian yang beliau gaungkan di forum internasional menjadi semangat bagi kami untuk membangun resiliency nasional melalui infrastruktur sumber daya air, pangan, energi, dan konektivitas,” tutup Menteri Dody.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak - Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak