/ Tidak Ada Jalan Pintas: Perjalanan Gilang Margi dari Gagal Berulang hingga Temukan Bisnis dengan Omzet 40 Juta
Gilang tumbuh dalam keluarga sederhana dan menghabiskan 27 tahun hidup di rumah kontrakan. Sejak SD, ia sudah berdagang untuk membantu keuangan keluarga. Dari gorengan sampai casing laptop, apapun yang bisa dijual, ia coba.
Bukan karena passion, tapi karena kebutuhan.
Dari kecil ia belajar bahwa hidup bukan soal terlihat keren, tapi soal bisa bertahan.
Sebelum menemukan jalan di bisnis parfum, Gilang sudah mencoba banyak hal. Ia sempat sukses menjalankan bisnis kuliner "Kepiting Nyinyir" yang berkembang hingga lima cabang dan mempekerjakan puluhan orang.
Namun pandemi COVID-19 menghantam bisnisnya keras. Penjualan anjlok, dan Gilang harus menutup hampir semua cabang serta memberhentikan banyak karyawan. Di sinilah banyak orang menyerah. Namun tidak dengan Gilang.
Ia menelan pahitnya kegagalan itu, tapi menjadikannya pelajaran. Dari sana, ia tahu satu hal: ia harus membangun bisnis yang adaptif, tahan krisis, dan bisa memberdayakan orang banyak.
Tahun 2023, Gilang mencoba jalur baru: parfum import. Menurutnya, ini adalah produk yang mudah dijual, tidak lekang oleh tren, dan bisa dikembangkan tanpa toko fisik.
Namun ,Gilang tidak ingin hanya menjual produk. Ia ingin menciptakan sistem yang memungkinkan siapa pun, termasuk yang bermodal kecil, untuk bisa ikut berbisnis. Maka lahirlah model bisnis Gudang Parfum Import yang memberdayakan reseller dengan modal mulai Rp1,8 juta tanpa target penjualan.
Reseller diberi kebebasan, pelatihan, dan dukungan untuk membangun brand mereka sendiri. Dari sinilah bisnis berkembang bukan hanya karena produknya, tapi karena sistemnya membantu banyak orang ikut tumbuh.
Saat banyak pengusaha baru ingin langsung menikmati hasil, Gilang justru menahan diri. Selama setahun pertama membangun Gudang Parfum Import, ia tidak mengambil gaji sepeser pun. Semua keuntungan diputar untuk membesarkan bisnis.
Dan keputusan itu terbukti tepat. Kini, bisnisnya tidak hanya mencetak omzet puluhan juta, tapi juga mengangkat kehidupan banyak reseller yang dulunya pengangguran, ibu rumah tangga, bahkan mantan korban PHK.
Gilang percaya, ukuran sukses bukan cuma soal nominal di rekening. Tapi seberapa banyak orang lain bisa ikut tumbuh karena bisnis yang kita bangun.
“Saya paling senang dengar cerita reseller yang bisa beli motor, bantu orang tua umrah, atau nyekolahin anak dari hasil jualan parfum,” ujarnya.
Inilah yang membuat Gilang berbeda. Ia tidak membangun kerajaan untuk dirinya sendiri, tapi membuka jalan bagi orang lain untuk ikut berdaya.
Perjalanan Gilang adalah pengingat bahwa bisnis bukan soal keberuntungan semata. Ia adalah hasil dari keberanian mencoba, kegigihan menghadapi kegagalan, dan konsistensi membangun sedikit demi sedikit.
Tidak ada kisah sukses yang benar-benar instan. Bahkan bisnis dengan omzet besar pun dimulai dari keputusasaan, kebangkrutan, dan keputusan sulit.
Dan bagi siapa pun yang masih berjuang, Gilang punya satu pesan: “Yang penting bukan bisnis apa yang kamu mulai, tapi seberapa siap kamu bertahan ketika semuanya tidak berjalan sesuai rencana,”