/ LindungiHutan Rilis Data CSR Teraktif dalam Aksi Tanam Pohon 2025
Semarang, 7 Juli 2025 — Dalam rangka memperingati komitmen kolektif terhadap pelestarian lingkungan, LindungiHutan merilis data terbaru mengenai perusahaan-perusahaan yang paling aktif dalam mendukung kegiatan penghijauan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satu perusahaan yang menonjol tahun ini adalah PT Bussan Auto Finance (BAF), melalui inisiatif BAF ECO Move, telah melakukan penanaman mangrove secara konsisten sejak tahun 2023 di berbagai wilayah pesisir.
Melalui kerja sama dengan LindungiHutan, BAF telah merealisasikan aksi tanam pohon di tiga lokasi strategis sepanjang Mei 2025, yakni Pantai Mangunharjo di Semarang, Pantai Indah Kapuk di Jakarta Utara, dan Pantai Kartika Jaya di Kendal. Ketiga lokasi ini dipilih karena mengalami tekanan lingkungan cukup tinggi, seperti abrasi pantai dan degradasi ekosistem pesisir, sehingga membutuhkan intervensi ekologis yang cepat dan berkelanjutan.
Ketiga lokasi tersebut merupakan kawasan pesisir yang rentan terhadap abrasi dan penurunan kualitas lingkungan akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Di masing-masing wilayah, penanaman mangrove menjadi fokus utama sebagai solusi alami dalam menahan laju abrasi, meningkatkan kualitas air, serta menjadi habitat bagi berbagai jenis fauna pesisir.
"Keterlibatan korporasi seperti BAF dalam mendukung program pemulihan lingkungan menunjukkan bahwa sektor bisnis dapat berperan aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem," ujar Miftachur "Ben" Robani, CEO LindungiHutan.
Berdasarkan data LindungiHutan, kontribusi CSR dari sektor swasta mengalami peningkatan pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Program BAF ECO Move 2025 menjadi salah satu contoh implementasi CSR yang berorientasi pada dampak jangka panjang. Selain aksi tanam pohon, kegiatan ini juga melibatkan edukasi lingkungan bagi komunitas lokal dan pemberdayaan petani penggerak yang menjadi ujung tombak pemulihan ekosistem.
"Kami mencatat adanya peningkatan partisipasi dari sektor swasta, tidak hanya dalam bentuk pendanaan, tetapi juga dalam keterlibatan langsung karyawan mereka di lapangan," tambah Aminul Ichsan, Ketua Yayasan LindungiHutan.
Menurut Global Mangrove Alliance (2023), Indonesia memiliki sekitar 20% hutan mangrove dunia, namun ekosistem ini terus terancam alih fungsi lahan. Di tengah tekanan tersebut, aksi seperti penanaman mangrove bersama BAF menjadi langkah penting. Riset pun menunjukkan lonjakan minat terhadap konservasi mangrove, menandai urgensi pemulihan ekosistem pesisir secara kolaboratif.
LindungiHutan berharap data yang dirilis ini menjadi pemicu bagi lebih banyak entitas bisnis untuk mengadopsi praktik CSR yang berorientasi pada keberlanjutan. Semakin banyak perusahaan yang terlibat, semakin besar pula peluang keberhasilan Indonesia dalam memulihkan ekosistem yang terdegradasi.