Indonesia
Jasa Distribusi Press Release
SoftwareE-commerceFood / SweetsSchool / UniversityReal Estate / Architecture / Construction
Garansi Publikasi di 100 Media Hanya Rp499k atau Uang Kembali.
Try it >>
press release

/ Menakar Peluang Sektor Booming 2026: Sinyal Saham Bank Bangkit, Begini Peluangnya

Menakar Peluang Sektor Booming 2026: Sinyal Saham Bank Bangkit, Begini Peluangnya

Mikirduit
Mikirduit melakukan riset terhadap 49 saham bank (termasuk Superbank (SUPA) yang baru IPO pada 17 Desember 2025) untuk mengukur prospek pemulihan kinerja selaras dengan tren penurunan suku bunga bank sentral.
preview

Mikirduit – Sepanjang 2025, ada beberapa sektor saham yang tercatat booming mulai dari awal tahun ada teknologi, berlanjut dengan sektor tambang emas, hingga minyak kelapa sawit atau CPO. Lalu, apa sektor saham yang berpotensi booming pada 2026?

Founder dan CEO Mikirduit Surya Rianto mengatakan, sektor saham yang berpotensi booming bisa datang dari sektor saham yang sudah cukup undervalue, tapi ada faktor pendukung yang bisa mendorong kinerja-nya dalam jangka pendek.

"Kami mencatat, ada 6 sub-sektor bisnis yang berpotensi menarik pada medio 2026-2027 dengan asumsi ada pemulihan ekonomi. Salah satunya, adalah sektor banking," ujarnya dalam keterangan resmi pada 16 Desember 2025.

Sektor banking menarik karena penurunan suku bunga Bank Indonesia yang terjadi sepanjang 2025 cukup agresif. BI mencatat telah menurunkan suku bunga 125 bps sepanjang 2025 sehingga menjadi 4,25 persen.

Secara teknis, penurunan suku bunga akan berdampak terhadap penurunan cost of fund perbankan. Pasalnya, tingkat likuiditas yang meningkat sehingga operasional bisnis utama bank berpotensi lebih efisien pada 2026 dibandingkan dengan 2025.

Adapun, kami melakukan riset terhadap 49 saham bank yang ada di IDX berdasarkan kinerja kuartal III/2025. Hasilnya, 25 dari 49 saham bank di IDX mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih.

PT Bank Artha Graha International Tbk. (INPC) mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih terbesar, yakni 25 persen menjadi Rp534 miliar pada kuartal III/2025. Tekanan pendapatan bunga bersih INPC didorong oleh kenaikan beban bunga hingga 39 persen menjadi Rp735 miliar ketika pendapatan bunga gross hanya naik 2,3 persen.

Secara umum, tekanan pendapatan bunga bersih pada saham bank sepanjang 2025 disebabkan oleh kenaikan beban bunga tersebut. Sehingga, harapannya dengan suku bunga BI yang sudah turun 125 bps dengan periode lagging 3-6 bulan bisa memberikan dampak positif dari segi perbaikan beban bunga yang lebih rendah.

Sementara itu, kami juga mencatat ada 24 saham bank di IDX yang mencatatkan penurunan laba bersih hingga kuartal III/2025. Tekanan laba bersih disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

1. Kenaikan tingkat pencadangan atau impairment untuk antisipasi rasio kredit bermasalah. Seperti PT Bank Mayapada International Tbk. (MAYA) yang dari segi pendapatan bunga bersih naik 30,54 persen menjadi Rp2,4 triliun, tapi laba bersih turun 16 persen menjadi Rp41 miliar karena adanya kenaikan pencadangan 84 persen menjadi Rp141 miliar.

2. Kenaikan biaya operasional (kurang efisien) sehingga menekan kinerja laba bersih. Seperti, saham PT Bank Multiarta Sentosa Tbk. (MASB). Saham bank KBMI 1 ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 9,76 persen menjadi Rp689 miliar. Namun, laba bersihnya turun 1,46 persen menjadi Rp156 miliar. Padahal, dari segi pencadangan tidak ada kenaikan signifikan (hanya naik di bawah 1 persen) menjadi Rp42,56 miliar. Namun, ternyata penekan laba bersih karena operasional yang kurang efisien. MASB mencatatkan kenaikan rasio beban operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO) menjadi 86,62 persen dibandingkan dengan 84,88 persen.

3. Adanya tekanan di pendapatan bunga bersih serta kenaikan pencadangan yang cukup signifikan. Hal ini dialami oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.(BBRI) yang mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 12,07 persen menjadi Rp36,64 triliun pada kuartal III/2025. Tekanan laba bersih BBRI disebabkan dari segi pendapatan bunga bersih turun 0,64 persen menjadi Rp84,49 triliun, serta pencadangan naik 19,5 persen menjadi Rp30,35 triliun,

Surya mengatakan dengan realita kinerja keuangan beberapa saham bank yang tertekan akibat beban bunga atau cost of fund, kenaikan pencadangan, atau operasional yang kurang efisien jika dibandingkan dengan pendapatan yang didapatkan, artinya jika ada perbaikan ekonomi dari efek penurunan suku bunga bank sentral bisa jadi akumulasi perbaikan kinerja saham bank yang juga tertekan oleh beban bunga yang cukup tinggi di 2025.

Sederhananya, jika ada bank dengan kondisi laba bersih di 2025 tertekan karena faktor kenaikan pencadangan yang signifikan, serta beban bunga yang tinggi sehingga bisa mencatatkan kinerja laba yang rendah. Lalu, pada 2026, bank tersebut sudah lebih confidence untuk memangkas anggaran pencadangan, dengan kondisi beban bunga yang lebih rendah. Hasilnya, ada potensi pertumbuhan laba bersih di 2026 dari level low base di 2025.

“Namun, tantangannya adalah periode kapan suku bunga bank sentral dipangkas hingga mentok di dasar. Jika hal ini terjadi di 2026, bisa terasa di semester II/2026 atau mundur hingga 2027. Faktor lainnya adalah tinggal bagaimana pemerintah bisa mengatasi dampak bencana Sumatra agar bisa cepat pulih sehingga bisa mendorong perekonomian dengan era suku bunga rendah saat ini,” ujarnya.

Strategi Investasi di Saham Bank

Dengan posisi harga saham beberapa bank sedang terdiskon, periode saat ini (akhir 2025 hingga awal 2026) menjadi periode yang tepat untuk mulai melakukan strategi dollar cost averaging di saham bank dengan fundamental bagus dan penguasaan pasar cukup besar, serta dividen menarik.

Secara sederhana, keempat saham big bank yang menguasai hampir 50 persen pasar kredit di Indonesia bisa jadi pilihan. Keempat saham big bank itu, seperti BBRI, PT  Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) tengah mengalami tekanan harga sepanjang 2025 yang disebabkan oleh risiko perlambatan ekonomi dan berdampak ke perlambatan kinerja keempat bank tersebut hingga adanya pengurangan bobot pasar saham Indonesia di Indeks MSCI sehingga adanya arus keluar dari pasar saham Indonesia, yang mana cukup besar terjadi di keempat big bank tersebut.

Ke depannya, ada faktor eksternal yang bisa menekan kinerja saham big bank tersebut seperti, rencana MSCI menyesuaikan kategori free float (kepemilikan saham di bawah 5 persen) dengan mengecualikan pihak Perseroan terbatas domestik dan lainnya, serta pengetatan pembulatan yang berpotensi mendorong arus modal keluar dari pasar saham Indonesia. Meski, keputusan ini belum bulat, pihak MSCI masih berkonsultasi dengan para pelaku pasar. Targetnya, akhir Januari 2026 akan diumumkan keputusannya, serta akan langsung diterapkan untuk perhitungan saham yang masuk rebalancing di Februari 2026. Lalu, untuk saham yang sudah di dalam indeks, akan disesuaikan pada rebalancing Mei 2026.

Surya mengatakan dengan berbagai potensi risiko itu, saham big bank cocok untuk kamu yang mau mengumpulkan secara bertahap (Jangan pernah all in) dalam jangka panjang (lebih dari 2 tahun) dengan target capital gain dan dividen.

"Dengan perhitungan proyeksi dividen 2025-2026 dari proyeksi laba bersih per saham hasil konsensus analis, BMRI dan BBRI menjadi yang menarik. Proyeksi kami, BMRI dan BBRI berpotensi memberikan tingkat yield sekitar 8 - 8,5 persen di 2025, sedangkan dengan asumsi hold dari harga per 16 Desember 2025, bisa mendapatkan potensi yield sekitar 8,5 - 9,4 persen. Jika tidak ada perubahan dividend payout ratio yang signifikan," ujarnya.

Mikirduit juga sudah merilis analisis sektor yang berpotensi bangkit di 2026 edisi pertama terkait saham bank khusus untuk mikirsaham pro. Kamu bisa join ke mikirsaham pro dengan klik di sini atau mendapatkan insight saham gratis dengan langsung mengunjungi Mikirduit.com 

About Mikirduit
PT Mikir Duit Indonesia (Mikirduit.com) adalah media komunitas yang fokus memberikan edukasi tentang pengelolaan keuangan yang didirikan oleh Surya Rianto, CFP, seorang praktisi financial planner dan mantan jurnalis ekonomi, pada Januari 2023. Dalam tahap awal pengembangannya, Mikirduit fokus mengedukasi investor saham di Indonesia untuk membantu meningkatkan literasi pasar modal setelah dari survey OJK 2022, tingkat literasi pasar modal turun ketika inklusi meningkat. MIkirduit memiliki 1 program berlangganan, yakni Mikirsaham, yang memberikan ulasan dan tempat berdiskusi saham dengan tujuan investasi. Para member Mikirsaham akan mendapatkan insight seperti saham dividen yang menarik untuk jangka panjang, saham value investing, growth investing, hingga contrarian investing. Serta, ada Grup diskusi saham dengan ratusan investor, dan Event Online bulanan yang topiknya bisa di-request sesuai dengan kebutuhan member. Lalu,Mikirduit juga memiliki program terbatas, yakni Grup Eksklusif Mikirduit, yang maksimal anggota 30 member. Grup Eksklusif Mikirduit lebih mengedukasi secara intens ke seluruh jenis aset investasi, konsultasi keuangan dari investasi dan kebutuhan lainnya, serta trading signal seminggu sekali untuk menghindari overtrading dan dilakukan dengan aturan manajemen risiko yang ketat. Selain website, Mikirduit juga mengembangkan channel Youtube Mikirduit untuk mengakomodir audiens yang lebih suka menonton video dibandingkan dengan teks. Mikirduit juga melakukan edukasi di setiap channel media sosial seperti, Instagram dan Thread (@mikirduit), Tiktok (@Mikirduitcom), dan Twitter (@Mikirduitcom)
Contact
Surya Rianto +6285942186849 redaksi@mikirduit.com

Categories
Securities / FX / Investment TrustsFinancial results announcementMarketing / ResearchListed companies

Bagaimana kalau mencoba VRITIMES?
VRITIMES adalah platform distribusi press release yang digunakan oleh lebih dari 3000 perusahaan. Distribusi dapat dilakukan dengan Rp499k dan ada jaminan penayangan di 100 media. Silakan periksa informasi lebih lanjut tentang layanan ini di sini.
Lihat detail VRITIMES
Daftar Gratis
Other Press Release
Coaching / Mentoring / Consultation
Musim Dividen 2025 Usai, Berikut Pilihan Saham Dividen Jumbo 2026
Mikirduit
Jun 02, 2025

Event
Menanti Penurunan Suku Bunga The Fed, Begini Strategi Investasi Saham yang Tepat
Mikirduit
Jul 09, 2024

Mikirduit
URL
https://mikirduit.com
Weekly Release Ranking
Sep 24, 2025 2025
Cek Umur Akun ML: Cara Mengetahui Sejak Kapan Akun Mobile Legends Dibuat
ATTN Holding (EVOS & WHIM)
VRITIMES Video
vricrew bannervritimes na euvritimes jpFree consultationManual Ebook IndonesiaPR College