Malaysia
Raise It With Press Release
SoftwareE-commerceFood / SweetsSchool / UniversityReal Estate / Architecture / Construction
Get Guaranteed Publications in minimum 15 Media Outlets for Just RM125
Try it >>
press release

/ KAI dan Pemprov Jawa Barat Perkuat Sinergi Bahas Keselamatan Perlintasan dan Revitalisasi Stasiun Bandung

KAI dan Pemprov Jawa Barat Perkuat Sinergi Bahas Keselamatan Perlintasan dan Revitalisasi Stasiun Bandung

KAI
preview

Keselamatan menjadi prioritas utama dalam pengembangan transportasi publik berbasis rel di Jawa Barat. Komitmen tersebut ditegaskan dalam pertemuan antara Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Bobby Rasyidin dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Gedung Sate, Bandung Kamis (6/11). Keduanya sepakat memperkuat sinergi antara KAI dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang, sekaligus mempercepat revitalisasi kawasan Stasiun Bandung sebagai simpul konektivitas utama di wilayah Priangan.

Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan apresiasi terhadap langkah KAI yang secara konsisten melaksanakan program keselamatan di seluruh jalur operasionalnya. Ia menilai, kolaborasi antara pemerintah daerah dan KAI menjadi kunci untuk mengurangi potensi kecelakaan dan kemacetan di perlintasan sebidang yang tersebar di berbagai titik.

“Kami akan mendukung penuh langkah KAI dalam mengatasi permasalahan di perlintasan sebidang melalui pembangunan flyover dan underpass di titik-titik rawan. Keselamatan masyarakat adalah hal yang tidak bisa ditawar, dan kami siap bersinergi untuk mempercepat penyelesaiannya,” ujar Dedi.

Sejalan dengan itu, KAI terus memperkuat kampanye keselamatan dengan pendekatan langsung kepada masyarakat. Januari hingga Oktober 2025, KAI telah melaksanakan 1.699 sosialisasi keamanan dan keselamatan di perlintasan sebidang, termasuk 195 kegiatan di sekolah-sekolah untuk menanamkan kesadaran keselamatan sejak dini. Selain itu, pada periode yang sama KAI juga telah melakukan penutupan dan penyempitan 290 perlintasan di seluruh daerah operasi dan divisi regional.

Dari total 3.777 perlintasan kereta api yang ada di Indonesia, sebanyak 2.763 merupakan perlintasan resmi, sementara 1.014 lainnya masih berstatus liar dan menjadi fokus utama penanganan bersama pemerintah daerah.

Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menjelaskan bahwa keselamatan menjadi bagian dari operasional perusahaan dan bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat. 

“Kami berkolaborasi dengan Pemprov Jawa Barat untuk menghadirkan transportasi berbasis rel yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Setiap pembangunan underpass atau penutupan perlintasan adalah langkah konkret untuk melindungi keselamatan masyarakat,” tegas Bobby.

Selain fokus pada keselamatan, pertemuan tersebut juga membahas langkah KAI dalam revitalisasi kawasan Stasiun Bandung. Kawasan ini memiliki peran penting sebagai pintu gerbang transportasi dan ekonomi Jawa Barat, sekaligus wajah kota Bandung yang merepresentasikan kreativitas dan modernitas.

Dengan luas area sekitar 77.000 meter persegi, kawasan Stasiun Bandung mencakup area stasiun, jalur kereta, depo, perkantoran, parkir, serta fasilitas pendukung lainnya. Adapun sisi utara Stasiun Bandung melayani kereta jarak jauh dan Feeder KCJB, sementara sisi selatan digunakan untuk kereta commuter, feeder KCJB, dan layanan logistik.

Setiap harinya, Stasiun Bandung melayani rata-rata 10.815 penumpang KA jarak jauh, 18.135 penumpang KA Commuter Bandung Raya, serta 7.332 penumpang KA Feeder KCJB, dengan total lebih dari 36 ribu penumpang per hari.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan bahwa revitalisasi kawasan Stasiun Bandung dilakukan secara bertahap untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi pelayanan. Tahap pertama meliputi pengembangan fasilitas Griya Karya, dilanjutkan dengan penataan area parkir, transportasi daring, dan sistem drainase, hingga tahap akhir berupa revitalisasi Stasiun Selatan dan pembangunan akses penghubung antara sisi utara dan selatan.

“Revitalisasi ini akan memperkuat fungsi Stasiun Bandung sebagai pusat aktivitas publik yang nyaman untukmelayani transportasi, menjadi ruang interaksi, ikon kota, dan bagian dari pengalaman urban masyarakat Jawa Barat,” jelas Anne.

Stasiun Bandung sendiri memiliki sejarah panjang dalam perkembangan perkeretaapian Indonesia. Dibangun pada 1882 oleh Staatsspoorwegen (SS), stasiun ini menjadi bagian dari jalur kereta pertama di wilayah Priangan yang menghubungkan Buitenzorg (Bogor) dengan Bandung. Setelah jalur tersebut resmi dibuka untuk umum pada 17 Mei 1884, volume penumpang dan barang terus meningkat sehingga mendorong SS melakukan renovasi besar pada 1928, dipimpin arsitek F.J.A. Cousin, dengan menampilkan gaya art deco yang elegan. Renovasi lanjutan dilakukan pada 1939 oleh E.H. de Roo, yang memperkuat karakter modern stasiun dengan kaca jendela berwarna biru dan atap payung beton, menjadikannya landmark khas Kota Bandung.

Bangunan dan pintu utara Stasiun Bandung yang digunakan hingga saat ini merupakan hasil renovasi tahun 1989–1990, dengan sentuhan desain bergaya rumah adat Joglo yang menegaskan harmoni antara tradisi dan modernitas.

Melalui kolaborasi antara KAI dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, upaya peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang dan revitalisasi Stasiun Bandung diharapkan dapat meningkatkan kualitas transportasi publik, menggerakkan potensi ekonomi, pariwisata, dan kreativitas warga Jawa Barat.

Contact
VP Public Relations KAI Anne Purba

Categories
Advertising / Promotion / PRMagazines / Books / PublicationsTravel / SightseeingCommercial facilities / Office buildingsGovernment offices / organizations

KAI
URL
Industry
Transportation
Weekly Release Ranking
Oct 29, 2025 2025
HELP University Partners Youth Ministry to Launch Nationwide Mental Health Support Project
HELP University
VRITIMES Video
vricrew bannervritimes na euvritimes jpFree consultationManual EbookPR College