/ Kementerian PU Optimalkan Irigasi Air Tanah di Karanganyar, Petani Kini Panen Tiga Kali Setahun
Proyek yang dieksekusi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo ini dirancang khusus untuk mengatasi tantangan ketersediaan air di lahan pertanian yang lokasinya jauh dari aliran sungai maupun jangkauan bendungan.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menjelaskan bahwa program ini merupakan solusi strategis bagi para petani di wilayah tadah hujan. “JIAT dibangun di beberapa tempat yang memang jauh dari sungai dan tidak terairi oleh bendungan atau bendung, agar sawah-sawah tetap terairi dan bisa panen setahun tiga kali,” ujar Menteri Dody.
JIAT PWS 065 di Karanganyar menjadi contoh sukses dari program tersebut. Jaringan ini memanfaatkan sumur dalam dengan kedalaman mencapai 122 meter untuk menyuplai air. “Di sini kita bangun satu, rata-rata memiliki kedalaman di atas 100 meter, dan dapat mengairi sekitar 30 hektar,” tambah Menteri Dody.
Menurut Menteri Dody, penyediaan air untuk lahan pertanian ini merupakan implementasi dari amanat Presiden Prabowo yang menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan petani. Sebagai dukungan tambahan, pemerintah juga merencanakan perbaikan infrastruktur penunjang. "Di samping itu, jalan sepanjang sekitar 5 kilometer, kanan maupun kiri akan kita perbaiki untuk usaha tani," kata Menteri Dody.
JIAT PWS 065 yang pertama kali dibangun pada tahun 2007 telah melalui serangkaian peningkatan. Setelah direhabilitasi pada tahun 2021, fungsi jaringan ini kembali dioptimalkan pada tahun 2023 dengan melakukan konversi sumber energi dari sebelumnya menggunakan genset menjadi listrik. Langkah ini membuat operasional irigasi menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan jaringan pipa sepanjang 2,3 km, irigasi ini mampu melayani lahan seluas 30 hektar dengan debit optimum 15 liter per detik.
Dampak positif dari optimalisasi JIAT ini kini telah dirasakan langsung oleh 80 petani yang tergabung dalam kelompok tani P3AT Sumber Barokah. Berkat pasokan air yang terjamin, mereka kini dapat menerapkan pola tanam padi tiga kali setahun, yaitu pada Musim Tanam (MT) I di bulan November, MT II di bulan Maret, dan MT III di bulan Juli. Hasilnya, produktivitas panen meningkat signifikan, mencapai 6 hingga 7 ton padi per hektar pada setiap musim tanam.
Menteri Dody menegaskan bahwa program ini adalah wujud nyata dukungan pemerintah untuk memperkuat kemandirian pangan.
“Ketersediaan air merupakan kunci utama keberlangsungan pertanian. Dengan adanya JIAT, petani mendapatkan kepastian air sehingga bisa menanam lebih produktif, mendukung swasembada pangan, sekaligus memperkuat ekonomi daerah,” ujar Menteri Dody.
Keberhasilan optimalisasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) PWS 065 di Karanganyar ini tidak hanya sejalan dengan visi Kementerian PU untuk menghadirkan infrastruktur air yang berkelanjutan, tetapi juga menjadi harapan baru bagi peningkatan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak - Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak