/ Menarik! LindungiHutan Soroti Peran Mangrove sebagai Habitat Satwa
Semarang, 27 Mei 2025 — LindungiHutan kembali menggaungkan pentingnya konservasi ekosistem mangrove di Indonesia, kali ini dengan menyoroti peran vitalnya sebagai habitat berbagai spesies satwa. Dalam kampanye terbaru, organisasi lingkungan yang berbasis di Semarang ini menekankan bahwa mangrove bukan hanya penahan abrasi, tetapi juga rumah bagi ribuan jenis fauna yang kini terancam oleh deforestasi dan alih fungsi lahan.
Ekosistem mangrove mendukung lebih dari 1.500 spesies hewan, mulai dari kepiting bakau, ikan-ikan juvenille, hingga burung migran dan primata. Data dari Global Mangrove Watch (2024) menunjukkan bahwa Indonesia, yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia, sekitar 3,36 juta hektare, telah kehilangan hampir 24% dari luas mangrove alaminya dalam tiga dekade terakhir, sebagian besar akibat konversi menjadi tambak dan pemukiman.
"Mangrove bukan hanya soal pohon dan laut. Ini adalah jaring kehidupan bagi banyak makhluk, termasuk manusia. Ketika kita kehilangan mangrove, kita tidak hanya kehilangan penahan abrasi, kita juga kehilangan tempat tinggal bagi satwa penting yang menjaga keseimbangan ekosistem," ujar Miftachur “Ben” Robani, CEO LindungiHutan.
LindungiHutan telah bekerja sama dengan lebih dari 120+ mitra petani di pesisir dan hutan Indonesia untuk melakukan rehabilitasi mangrove melalui penanaman, edukasi, dan penguatan ekonomi lokal. Hingga Mei 2025, organisasi ini telah menanam lebih dari 1 juta bibit mangrove di berbagai wilayah rawan abrasi dan kehilangan keanekaragaman hayati, seperti di Bali, Lampung, dan Pesisir Semarang.
Aminul Ichsan, Ketua Yayasan LindungiHutan, menambahkan, “Kita harus melihat mangrove bukan sebagai penghalang, tetapi sebagai pelindung dan pemberi kehidupan. Komitmen terhadap restorasi mangrove adalah investasi jangka panjang bagi kelestarian satwa dan keberlanjutan komunitas pesisir.”
Melalui kampanye edukatif dan keterlibatan publik, LindungiHutan mengajak masyarakat luas, pelajar, dan sektor swasta untuk turut serta menjaga hutan mangrove. Keterlibatan aktif masyarakat dalam program adopsi pohon dan tur edukatif dinilai menjadi kunci keberhasilan jangka panjang upaya konservasi.