Indonesia
Jasa Distribusi Press Release
TechnologyCommerce / LifestyleFood / BeverageEducationReal Estate / Architecture
Garansi Publikasi di 100 Media Hanya Rp499k atau Uang Kembali.
Try it >>
press release

/ Dark Social Marketing: Saluran Tersembunyi yang Sering Diabaikan Pebisnis

Dark Social Marketing: Saluran Tersembunyi yang Sering Diabaikan Pebisnis

PR College by VRITIMES
Dark social marketing adalah trafik dari chat privat dan pesan langsung yang sulit dilacak. Ketahui apa itu dark social dan cara memanfaatkannya untuk bisnis.
preview

undefined

Keyword : Dark Social Marketing

Meta description : Dark social marketing adalah trafik dari chat privat dan pesan langsung yang sulit dilacak. Ketahui apa itu dark social dan cara memanfaatkannya untuk bisnis.

Dark Social Marketing–Pernahkah Anda merasa sebuah konten atau tautan yang Anda bagikan ternyata menghasilkan trafik, tapi sumbernya tidak jelas dari mana? Fenomena inilah yang dikenal sebagai dark social. Meski sering luput dari perhatian pebisnis, dark social sebenarnya menjadi salah satu saluran distribusi terbesar di dunia digital. Aktivitas seperti berbagi tautan lewat WhatsApp, email pribadi, atau pesan direct di media sosial sering kali tidak terdeteksi oleh analitik tradisional, padahal kontribusinya sangat signifikan terhadap penyebaran informasi. Sayangnya, banyak brand masih mengabaikan potensi besar ini dalam strategi pemasaran mereka.

Pengertian Dark Social Marketing

Dark Social Marketing adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan saluran berbagi konten “gelap” atau tersembunyi yang tidak mudah terlacak oleh alat analitik tradisional. Istilah dark social pertama kali diperkenalkan oleh Alexis C. Madrigal di The Atlantic (2012), merujuk pada aktivitas berbagi tautan secara pribadi—misalnya melalui WhatsApp, email, SMS, atau pesan direct (DM)—yang tidak meninggalkan jejak referer seperti halnya ketika tautan dibagikan di media sosial publik.

Dalam praktiknya, banyak trafik website sebenarnya berasal dari dark social, tetapi sering dikategorikan sebagai direct traffic di Google Analytics. Padahal, pengguna bisa saja menemukan konten dari link yang dibagikan temannya lewat chat pribadi.

Ciri Utama Dark Social

Berasal dari private sharing (chat, email, DM).

Sulit dilacak dengan tools analitik standar.

Sering kali menjadi sumber trafik besar yang tidak disadari pemilik brand.

Peran dalam Marketing

Dark Social Marketing menekankan pada bagaimana brand bisa mengoptimalkan distribusi konten di saluran-saluran pribadi ini. Tujuannya adalah:

Meningkatkan awareness dengan mendorong orang berbagi konten secara personal.

Membangun kepercayaan karena rekomendasi personal biasanya lebih dipercaya daripada iklan terbuka.

Mengukur trafik tersembunyi agar strategi konten lebih akurat.

Contoh Dark Social (WhatsApp, Messenger, DM, email pribadi)

Dark social sering kali terjadi tanpa disadari, karena aktivitas berbagi tautan dilakukan lewat saluran pribadi yang tidak bisa dilacak oleh alat analitik standar. Berikut beberapa contoh nyata:

1. WhatsApp

Bayangkan seseorang menemukan artikel menarik tentang tips investasi, lalu menyalin link tersebut dan membagikannya ke grup WhatsApp keluarga. Anggota keluarga lain membuka link tersebut, membacanya, bahkan mungkin melakukan tindakan lanjutan seperti mendaftar newsletter. Namun, dari sisi analitik, semua trafik ini akan tercatat sebagai direct traffic, bukan dari WhatsApp. Akibatnya, pemilik website tidak tahu bahwa WhatsApp sebenarnya menjadi saluran distribusi besar bagi kontennya.

2. Facebook Messenger

Seorang teman menemukan video motivasi di YouTube, kemudian mengirimkan link tersebut lewat Messenger secara personal. Penerima membuka link itu, menontonnya, lalu membagikannya lagi ke temannya yang lain. Konten itu terus menyebar lewat jalur private, sementara sumber trafik yang tercatat hanyalah “direct” atau “unattributed”. Inilah salah satu alasan kenapa banyak brand mengira sebagian besar trafik mereka datang dari pencarian langsung, padahal sebenarnya hasil dari percakapan pribadi.

3. Direct Message (DM) Instagram/Twitter

Pengguna Instagram mengirim artikel berita ke temannya melalui DM. Konten dibuka berkali-kali, tapi dari perspektif analytics, semua klik dianggap sebagai direct visit. Padahal, kekuatan rekomendasi personal seperti ini sering kali lebih efektif dibandingkan posting publik di feed.

4. Email Pribadi

Seorang karyawan membagikan link artikel edukasi bisnis lewat email pribadi kepada rekan kerjanya. Karena tidak menggunakan sistem email marketing dengan tracking UTM, semua klik yang dihasilkan tidak dapat diidentifikasi. Sumber trafiknya akan tetap masuk kategori dark social.

5. Grup Komunitas Tertutup

Dark social juga marak terjadi di grup komunitas tertutup, misalnya grup Telegram atau Slack internal perusahaan. Saat satu anggota membagikan link promosi atau artikel, lalu anggota lain membuka link tersebut, data asal klik tidak tercatat sebagai “Telegram” atau “Slack” di analytics, melainkan “direct”.

Dampak Bagi Analitik Marketing

Dark social adalah salah satu tantangan terbesar dalam digital marketing modern. Meski sering luput dari perhatian, dampaknya pada akurasi data, atribusi kanal, hingga strategi pemasaran sangat besar. Berikut adalah penjelasan rinci:

1. Trafik Sulit Dilacak

Sebagian besar aktivitas berbagi link lewat WhatsApp, email pribadi, Messenger, atau DM tidak meninggalkan jejak referer di Google Analytics atau tools sejenis. Akibatnya, trafik ini akan tercatat sebagai direct traffic. Padahal, orang-orang tidak mengetik alamat website secara manual, melainkan membuka link dari percakapan pribadi. Hal ini menyebabkan marketer kehilangan visibilitas tentang dari mana sebenarnya audiens datang.

2. Data Attribution Jadi Tidak Akurat

Dalam digital marketing, atribusi sangat penting untuk memahami channel mana yang paling efektif. Namun dengan adanya dark social, banyak trafik yang seharusnya masuk kategori social atau referral justru “tersamar” sebagai direct. Ini membuat laporan data menjadi bias dan menyulitkan marketer untuk menilai ROI setiap kanal dengan benar.

Contohnya, kampanye konten mungkin terlihat gagal di media sosial publik karena tidak ada banyak share di timeline. Namun kenyataannya, link bisa saja menyebar luas lewat grup WhatsApp atau email kantor. Tanpa pemahaman dark social, marketer akan salah menilai kinerja kampanye.

3. Sulit Mengukur ROI Konten

Konten yang sering dibagikan lewat jalur pribadi sebenarnya punya nilai besar dalam word-of-mouth digital. Masalahnya, jika tidak terlacak, marketer akan mengira konten tersebut tidak perform. Akibatnya, mereka bisa salah mengalokasikan anggaran atau bahkan menghentikan strategi konten yang sebenarnya sangat efektif.

4. Risiko Salah Ambil Keputusan Strategis

Ketidakakuratan data sering berujung pada keputusan yang salah. Misalnya, brand bisa menganggap channel A tidak efektif, padahal penyumbang trafik terbesar justru berasal dari dark social lewat channel itu. Kesalahan membaca data ini berpotensi membuat marketer mengabaikan peluang emas atau salah mengarahkan sumber daya.

5. Hilangnya Kesempatan Optimasi

Karena tidak terlihat, dark social sering kali tidak dimasukkan ke dalam perencanaan distribusi konten. Padahal, rekomendasi personal di grup atau chat biasanya lebih dipercaya daripada iklan publik. Dengan tidak adanya tracking yang memadai, brand kehilangan kesempatan untuk mengoptimalkan strategi di jalur private sharing yang sebenarnya punya potensi konversi tinggi.

Baca Juga: Perbedaan Marketing Funnel untuk Bisnis B2C vs B2B

Strategi Memanfaatkan Dark Social (UTM, share button, konten mudah dibagikan)

Dark social sering dianggap sebagai “trafik gelap” karena sulit dilacak, tetapi kenyataannya ia memiliki kontribusi besar terhadap penyebaran konten. Agar potensi ini tidak terbuang sia-sia, berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh brand dan marketer:

1. Gunakan UTM Parameters di Setiap Link

Salah satu cara paling efektif untuk melacak dark social adalah dengan menambahkan UTM tags pada setiap link yang Anda bagikan.

Contoh: ?utm_source=whatsapp&utm_medium=chat&utm_campaign=promo_juli Dengan UTM, Anda bisa tahu link mana yang dibuka dari WhatsApp, Messenger, email, atau channel lainnya. Walaupun trafiknya tetap lewat jalur private, Anda bisa membaca jejak digitalnya di Google Analytics. 👉 Tips praktis: buat template standar UTM agar tim marketing bisa konsisten dalam menandai setiap link.

2. Tambahkan Tombol Share Khusus

Banyak pengguna menyalin link secara manual, yang akhirnya masuk ke kategori direct traffic. Untuk mengatasinya, sediakan tombol share langsung di artikel atau landing page:

WhatsApp

Messenger

Telegram

Email

Dengan tombol ini, Anda bisa mengatur agar link yang dibagikan otomatis memiliki UTM. Hasilnya, trafik tetap bisa dilacak meskipun dibagikan lewat jalur private.

3. Buat Konten yang Mudah Dibagikan

Tidak semua konten mudah untuk dibagikan. Konten yang sederhana, jelas, dan punya nilai tinggi biasanya lebih sering masuk ke dark social.

Gunakan format visual (infografis, carousel, video pendek).

Buat judul/caption menarik yang memancing rasa ingin tahu.

Sertakan CTA halus seperti: “Bagikan artikel ini ke teman yang butuh tips ini!”.

Semakin praktis konten dikonsumsi, semakin besar kemungkinan orang akan membagikannya lewat WhatsApp atau email.

4. Manfaatkan Shortlink & Tracking Tools

Shortlink bukan hanya membuat URL lebih rapi, tetapi juga mempermudah tracking.

Tools seperti Bitly, Rebrandly, atau shortlink custom domain bisa memberikan data jumlah klik dan lokasi pembaca.

Dengan custom link, Anda bisa tahu link tertentu menyebar lebih banyak lewat jalur mana.

👉 Contoh: Link artikel panjang https://website.com/artikel/promo-musim-panas dipendekkan menjadi bit.ly/promo-musim-panas, sehingga lebih mudah dibagikan di chat pribadi.

5. Analisis Lonjakan Direct Traffic

Meski tidak bisa sepenuhnya dilacak, Anda tetap bisa membaca pola. Jika ada lonjakan direct traffic yang tidak biasa pada periode tertentu, kemungkinan besar itu berasal dari dark social.

Bandingkan dengan tanggal rilis konten atau kampanye tertentu.

Jika lonjakan terjadi beriringan dengan kampanye besar, besar kemungkinan dark social berperan besar dalam penyebaran konten tersebut.

6. Bangun Komunitas di Private Channel

Daripada hanya menunggu orang membagikan konten secara organik, Anda bisa membangun komunitas langsung di saluran private:

Grup WhatsApp pelanggan setia.

Channel Telegram untuk update promo.

Newsletter eksklusif lewat email pribadi

Dengan cara ini, Anda bisa mengelola dark social menjadi saluran distribusi resmi yang lebih terstruktur, sekaligus menjaga engagement audiens secara personal.

7. Edukasi Audiens untuk Membagikan Link

Jangan ragu memberi arahan. Terkadang audiens hanya butuh sedikit dorongan untuk membagikan konten.

Tambahkan kalimat sederhana seperti: “Jika menurut Anda ini bermanfaat, kirimkan ke teman Anda!”.

Sediakan tombol “copy link” agar mereka mudah menyalin tautan.

Baca Juga : Government Public Relations Adalah : Pengertian, Peran, dan Tujuannya

VRITIMES : Jasa Distribusi Press Release dengan Garansi Tayang

VRITIMES adalah platform distribusi press release terpercaya yang sudah digunakan oleh ribuan perusahaan untuk meningkatkan visibilitas brand mereka. Dengan biaya mulai dari Rp499.000, Anda dapat menyebarkan press release secara luas dengan jaminan tayang di 100 media online. Prosesnya mudah, cepat, dan efektif untuk membangun awareness sekaligus memperkuat kredibilitas bisnis Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs resmi VRITIMES.


Categories
Advertising / Promotion / PR

Bagaimana kalau mencoba VRITIMES?
VRITIMES adalah platform distribusi press release yang digunakan oleh lebih dari 3000 perusahaan. Distribusi dapat dilakukan dengan Rp499k dan ada jaminan penayangan di 100 media. Silakan periksa informasi lebih lanjut tentang layanan ini di sini.
Lihat detail VRITIMES
Daftar Gratis
Other Press Release
Advertising / Promotion / PR
Zero-Click Content: Strategi SEO Baru agar Audiens Tetap Kenal Brand Anda Tanpa Harus Klik
PR College by VRITIMES
Sep 30, 2025

Advertising / Promotion / PR
Kenapa Micro-Influencer Lebih Efektif di Social Media Marketing

Advertising / Promotion / PR
Membongkar Algoritma Sosial Media: Kenapa Konten Bagus Belum Tentu Viral?

Advertising / Promotion / PR
Apa itu Social Media Marketing? Yuk Simak Lebih Lanjut

Advertising / Promotion / PR
Peluang dan Tantangan Bisnis Digital di Indonesia: Apa yang Perlu Dipersiapkan?

Advertising / Promotion / PR
Cara Membuat Press Release yang Menarik agar Diliput Media

PR College by VRITIMES
URL
https://www.vritimes.com
Industry
Technology
Weekly Release Ranking
Sep 24, 2025 2025
Cek Umur Akun ML: Cara Mengetahui Sejak Kapan Akun Mobile Legends Dibuat
ATTN Holding (EVOS & WHIM)
VRITIMES Video
vricrew bannervritimes na euvritimes jpFree consultationManual Ebook IndonesiaPR College