/ Newsjacking: Pengertian, Manfaat Bagi PR, dan Cara Melakukan
PengertianNewsjacking—informasi menyebar dalam hitungan detik dan perhatian publik bisa berubah seketika mengikuti tren terbaru. inilah yang dikenal dengan sebutan newsjacking. Dengan newsjacking, brand dapat “menumpang” popularitas suatu topik untuk meningkatkan visibilitas, membangun kedekatan dengan audiens, hingga memperkuat citra positif di mata publik. Namun, agar efektif, newsjacking tidak bisa dilakukan sembarangan—diperlukan strategi yang tepat, timing yang pas, serta sensitivitas terhadap konteks yang sedang berkembang.
Dalam dunia Public Relations (PR), newsjacking adalah teknik untuk memasukkan merek, pesan, atau opini perusahaan ke dalam arus percakapan publik yang sedang hangat diperbincangkan. PR memanfaatkan momentum berita yang sedang viral agar brand bisa ikut relevan, diperhatikan media, dan dekat dengan audiens.
Bagi praktisi PR, newsjacking berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan publisitas gratis dengan cara pertemuan merek pada topik aktual. Dengan demikian, media mempunyai alasan untuk mengutip pernyataan mereka, sementara audiens melihat merek tersebut sebagai pihak yang responsif dan relevan terhadap perkembangan terkini. citra, meningkatkan visibilitas, dan menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan publik melalui konteks berita yang aktual.
Dalam praktik Public Relations (PR), newsjacking menjadi salah satu strategi yang kian populer karena mampu membawa brand masuk ke dalam percakapan publik secara alami. Tidak hanya sekedar “menumpang” tren, newsjacking yang dilakukan dengan tepat justru memberikan banyak keuntungan strategi bagi sebuah perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat penting newsjacking dalam PR:
Dengan menempel pada berita yang sedang viral, merek lebih mudah mendapat perhatian media dan publik, sehingga eksposur meningkat tanpa harus membayar iklan besar-besaran.
Brand terlihat lebih up to date dan dekat dengan isu yang sedang dibicarakan masyarakat. Hal ini membantu membangun citra bahwa perusahaan peka terhadap tren dan kebutuhan masyarakat.
Praktisi PR yang sigap memberikan opini atau konten kreatif terkait berita aktual berpeluang lebih sering dikutip media, memperkuat hubungan dengan jurnalis, dan menambah peluang publikasi.
Konten newsjacking biasanya lebih mudah disebarkan karena sesuai dengan tren, sehingga interaksi dengan audiens di platform digital meningkat secara organik.
Ketika merek memberikan perspektif yang relevan terhadap isu tertentu, publik dan media dapat melihat perusahaan atau juru bicara sebagai sumber terpercaya dalam bidangnya.Baca Juga : Bagaimana Saluran Pemasaran Bekerja dalam Perjalanan Pelanggan?
Newsjacking memanfaatkan momentum yang sudah ada, sehingga biaya promosi bisa lebih hemat dibandingkan kampanye dari nol.
Setelah memahami berbagai manfaat newsjacking bagi strategi PR, langkah berikutnya adalah memastikan bagaimana cara melakukannya secara tepat. Tampa strategi yang jelas, newsjacking justru bisa berisiko menimbulkan dampak negatif bagi brand. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara melakukan newsjacking tidak hanya cepat dan relevan, tetapi juga mampu menghadirkan nilai tambah bagi audiens serta memperkuat citra perusahaan.
Newsjacking membutuhkan kecepatan. Gunakan alat seperti Google Trends, Twitter/X trending, atau alert berita untuk mengetahui isu terbaru. Semakin cepat Anda merespons, semakin besar peluang brand Anda diperhatikan.
Tidak semua isu cocok untuk ditunggangi. Pastikan topik yang Anda pilih memiliki keterkaitan dengan:
Industri atau produk Anda,
Nilai dan identitas brand,
Target audiens yang ingin dijangkau.
Jika dipaksakan, pembajakan berita bisa dianggap oportunis atau tidak sensitif.
Tambahkan sudut pandang unik yang membuat merek Anda berbeda. Misalnya:
Membuat konten visual kreatif (meme, ilustrasi, infografis).
Menyisipkan narasi brand yang ringan namun tepat sasaran.
Konten yang segar dan kreatif akan lebih mudah viral.
Fokuslah pada momen yang positif, ringan, atau populer agar merek tidak kehilangan simpati masyarakat.
Sebarkan konten newsjacking melalui:
Media sosial (Twitter/X, Instagram, TikTok, LinkedIn).
Blog perusahaan atau situs web resmi.
Siaran pers singkat untuk menambah eksposur.
Dengan multi-channel, pesan lebih cepat menyebar ke berbagai lapisan audiens.
Evaluasi efektivitas newsjacking dengan melihat:
Tingkat keterlibatan (suka, bagikan, komentar).
Lalu lintas situs web yang naik akibat konten.
Sentimen audiens terhadap merek.
Dari sini, Anda dapat menentukan apakah strategi layak diulang atau perlu diperbaiki.
Newsjacking memang bisa membawa dampak positif berupa eksposur besar dan keterlibatan tinggi, tetapi di sisi lain ada risiko yang harus diperhitungkan. Tanpa memperhatikan etika dan sensitivitas, newsjacking justru bisa berbalik arah dan merugikan citra perusahaan. Lebih jauh lagi, mari kita bahas risiko dan etika yang perlu diperhatikan dalam melakukan newsjacking. :
Newsjacking bukanlah strategi yang bisa diterapkan secara sembarangan. Ada beberapa risiko yang dapat timbul jika dilakukan tanpa perhitungan matang:
Tidak semua berita cocok dijadikan bahan newsjacking.
Penggunaan peristiwa yang bersifat sensitif seperti tragedi, bencana alam, atau kematian tokoh masyarakat dapat menimbulkan persepsi negatif. Alih-alih diapresiasi, merek malah terlihat hanya memanfaatkan situasi demi keuntungan.
Dunia digital bergerak cepat, begitu juga reaksi audiens. Jika konten dianggap tidak etis atau menyinggung, kritik dapat menyebar dalam hitungan jam, menimbulkan krisis reputasi yang sulit dikirimkan.
Kehilangan Kontrol atas Narasi Karena berita berkembang, merek berisiko terseret ke dalam narasi yang tidak sesuai. Misalnya, pesan yang awalnya ringan bisa dipelintir sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
Agar strategi ini tidak menjadi bumerang, ada beberapa prinsip etika yang wajib diperhatikan:
Jangan pernah memanfaatkan tragedi, bencana, atau isu politik kontroversial. Pilihlah momen yang positif, universal, dan aman untuk dibicarakan.
Newsjacking efektif jika ada hubungan yang jelas antara berita yang diangkat dengan nilai, industri, atau merek produk. Dengan demikian, penonton merasa konten tersebut wajar, tidak dipaksakan.
Menyinggung peristiwa yang melibatkan banyak orang, gunakan nada yang manusiawi. Menyertakan empati dalam pesan akan membuat merek tetap terlihat peduli, bukan hanya mencari sorotan.
Hindari pembingkaian yang memutar atau manipulatif. Audiens lebih menghargai pesan yang jujur dan jelas daripada sekadar gimmick promosi.
Selain itu, patuhi norma komunikasi yang berlaku agar merek tetap berada di jalur yang aman
Baca Juga: Perbedaan Marketing Funnel untuk Bisnis B2C vs B2B
VRITIMES hadir sebagai solusi efektif untuk perusahaan yang ingin memperluas jangkauan publikasi dan meningkatkan kredibilitas merek melalui media online. Dengan dukungan jaringan media yang luas, layanan ini telah dipercaya oleh lebih dari 3.000 perusahaan untuk Cukup dengan Rp499k, Anda sudah bisa mendistribusikan press release dengan jaminan tayang di 100 media terpercaya. VRITIMES adalah platform distribusi siaran pers yang digunakan oleh lebih dari 3000 perusahaan. Distribusi dapat dilakukan dengan Rp499k dan ada jaminan jaminan di 100 media. Silakan periksa informasi lebih lanjut tentang layanan ini di sini.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs resmi VRITIMES.