/ Progres Pembangunan Sanitasi Modern, Jakarta Sewerage Development Project Zona 1 oleh Kementerian PU Telah Mencapai 42%
Pembangunan ini adalah salah satu upaya strategis pemerintah untuk menghadirkan layanan sanitasi yang aman dan berkelanjutan bagi masyarakat kota. Langkah ini sekaligus mendukung target pembangunan berkelanjutan (SDGs) di sektor air dan sanitasi, serta sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo dalam mewujudkan kemandirian bangsa di sektor ekonomi hijau melalui solusi pengelolaan limbah modern.
Menteri PU Dody Hanggodo menyatakan bahwa proyek ini memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar pembangunan fisik.
“Pembangunan sistem air limbah terpusat bukan hanya membangun pipa dan instalasi, tetapi menghadirkan peradaban baru. Infrastruktur sanitasi modern akan menjamin lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan layak huni bagi masyarakat,” kata Menteri Dody.
Pekerjaan Jakarta Sewerage Development Project Zona 1 mencakup empat paket pekerjaan utama dari sistem pengelolaan air limbah terpadu di DKI Jakarta.
Paket I (Construction of WWTP) meliputi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 240.000 m3 per hari di atas lahan seluas 3,9 hektare. Fasilitas ini akan menjadi pusat pengolahan air limbah domestik, sebelum dikembalikan ke lingkungan.
Selanjutnya, Paket II (Construction of Sewers in Area 1-1) mencakup pembangunan jaringan perpipaan air limbah sepanjang 14,3 kilometer. Paket III (Construction of Sewers in Area 1-2) meliputi penambahan jaringan perpipaan sepanjang 24,9 km untuk memperluas cakupan layanan.
Adapun Paket IV (Construction of Sewers in Pilot Area), difokuskan pada pembangunan jaringan pipa jacking dan PVC di wilayah percontohan Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Ini akan menjadi model penerapan teknologi perpipaan modern di area padat penduduk.
Proyek JSDP Zona 1 menggunakan teknologi A2O + Membrane Bioreactor (MBR) yang ramah lingkungan. Metode konstruksinya pun canggih, menggunakan Pipe Jacking dan Pneumatic Caisson, sebuah teknik mutakhir asal Jepang yang memungkinkan pembangunan jaringan pipa di bawah tanah dengan gangguan minimal di permukaan kota. Indonesia menjadi negara kedua di Asia setelah Jepang yang menerapkan metode ini.
Hingga Oktober 2025, progres kumulatif pembangunan JSDP Zona 1 telah mencapai sekitar 42%.
Infrastruktur ini didukung oleh pembiayaan melalui pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan nilai total mencapai Rp6,37 triliun. Nantinya, infrastruktur ini ditargetkan mampu melayani hingga 989.389 jiwa atau sekitar 220.000 sambungan rumah (SR). Cakupan layanannya tersebar di tiga kota administrasi, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat, yang mencakup delapan kecamatan.
Direktur Jenderal Cipta Karya, Dewi Chomistriana, mengatakan bahwa dampak proyek ini akan sangat dirasakan oleh warga.
"Dengan tersedianya sistem air limbah yang modern, masyarakat Jakarta dapat menikmati lingkungan yang lebih bersih dan aman. Sementara itu, pemerintah daerah memperoleh sistem pengelolaan sanitasi yang lebih efisien dan terintegrasi dengan jaringan rumah tangga," ujar Dirjen Dewi.
Melalui proyek Jakarta Sewerage Development Project Zona 1, Kementerian PU menegaskan komitmennya untuk menghadirkan infrastruktur yang tidak hanya mempercepat pembangunan kota, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang.
Selain memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan perairan kota, proyek JSDP juga mendukung penurunan emisi karbon, pengendalian pencemaran air tanah, serta memperkuat ketahanan kota terhadap perubahan iklim.
Kementerian PU berharap, proyek JSDP ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan perairan kota, sekaligus mendukung penurunan emisi karbon, pengendalian pencemaran air tanah, serta memperkuat ketahanan kota terhadap perubahan iklim.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak - Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak