/ Kinerja Solid, Krakatau Steel Siap Topang Kebutuhan Baja Nasional untuk Konstruksi dan Pertahanan
Momentum positif ini menjadi landasan bagi Krakatau Steel untuk menegaskan optimismenya dalam mendukung pertumbuhan produksi baja nasional secara menyeluruh. Perusahaan secara khusus menyatakan kesiapannya untuk menjadi pemasok andal bagi sektor konstruksi, termasuk proyek strategis nasional, serta berkontribusi pada penguatan industri pertahanan negara. Hal ini mencakup potensi pemenuhan kebutuhan baja untuk entitas penting dalam ekosistem pertahanan seperti PT PAL Indonesia dan PT Pindad (Persero).
Keyakinan ini bukanlah tanpa dasar. Krakatau Steel telah membuktikan kapabilitasnya baik di pasar domestik maupun internasional. Di dalam negeri, peranannya sebagai pemasok utama baja untuk proyek infrastruktur, terus diperkuat. Upaya restrukturisasi dan efisiensi yang konsisten juga meningkatkan daya saing perusahaan.
Di kancah global, kesepakatan awal (MoU) ekspor Hot Rolled Coil(HRC) sebanyak 120.000 ton ke Vietnam pada bulan Mei 2025 menjadi bukti nyata kualitas produk dan kemampuan penetrasi pasar Krakatau Steel di Asia Tenggara.
Krakatau Steel menekankan bahwa akan selalu fokus pada inovasi, efisiensi, dan ekspansi pasar untuk mengejar pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menetapkan target produksi tahun 2025 sebesar 1,9 juta ton baja dari berbagai jenis. Hingga Q2 Tahun 2025, PT Krakatau Steel telah memproduksi sebanyak 540 ribu ton baja.
"Berbagai pencapaian dan peningkatan kinerja ini kami dedikasikan untuk memperkokoh peran Krakatau Steel sebagai pilar industri baja nasional. Kami siap dan optimis dapat menyokong kebutuhan baja untuk sektor-sektor vital, mulai dari konstruksi besar hingga mendukung kemandirian industri pertahanan strategis bangsa kita," ujar Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., Muhamad Akbar Djohan.
Seperti tertuang dalam Forum Indonesia Steel Summit & Exhibition (ISSEI) 2025 yang berlangsung bulan Mei 2025 di Jakarta, dua BUMN strategis, PT Pindad dan PT PAL Indonesia, menyuarakan pentingnya kemandirian dalam sektor industri baja nasional. Keduanya sepakat bahwa tanpa kemandirian baja nasional, cita-cita membangun industri pertahanan yang tangguh akan sulit terwujud.
Pindad memerlukan sekitar 4.000 ton baja armor dan 2.000 ton baja struktural untuk kendaraan tempur. Sementara PT PAL membutuhkan ratusan ribu ton baja untuk memproduksi 260 kapal perang, 150 kapal energi (chemical tanker hingga gas carrier), 200 kapal ketahanan pangan (mencakup kapal kargo, kontainer, dan livestock carrier), dan lebih dari 20.000 kapal ikan untuk mendukung perkembangan sektor perikanan nasional.